Senin, 28 November 2016

Tugas 4 : Referensi / Review Film Robot

Judul Film      : CHAPPIE
Tanggal Rilis  : 4 Maret 2015
Durasi            : 120 Menit
Sutradara        : Neil Blomkamp
Genre             : Sci-fi,  Action & Adventure
Pemain           : Sharlto Copley, Dev Patel, Ninja, Yolandi Visser, Hugh Jackman
Studio            : Media Rights Capital, Columbia Pictures
Trailer Film    :

Review filmnya: 

     Chappie adalah film tentang robot yang mempunyai kesadaran layaknya mahluk hidup. Chappie mengisahkan tentang kondisi di afrika selatan pada tahun 2016, polisi sudah tidak mampu untuk menangani kejahatan yang terjadi dikota johannesburg, Africa selatan. Demi alasan kemanan kota, maka para pejabat di kota tersebut bekerjasama dengan tetravaal, perusahaan yang membuat robot humanioid untuk menggantikan polisi di garis depan.

     Kerja sama dengan tetravaal berjalan mulus, kejahatan bisa ditekan serendah mungkin, kematian polisi saat terjadinya penggrebekan atau penangkapan juga menurun. Siapa sebenarnya orang dibalik kesuksesan robot polisi ini? Dia adalah Deon Wilson. Deon Adalah jenius muda yang membuat robot pengganti polisi tersebut. Di dalam perusahaan, ada juga karyawan yang bernama Vincent moore yang juga seorang peneliti robot. Vincent masih beranggapan bahwa robot otonom berbahaya, dia membuat robot yang tetap dikendalikan oleh manusia lewat jarak jauh.

    Permasalahannya,direktur perusahaan lebih suka robot deon yang laris dipesan pemerintah, semantara anggaran robot dari vincent moore terus mengalami pengurangan. Ini adalah konflik pertama antara deon dan vincent.

     Para penjahat dan bandar narkoba yang sering digrebek juga merasa jengkel dengan para robot. Robot robot tersebut sebenarnya juga sudah sering dihancurkan, namun pihak tetravaal lebih cepat memperbaiki sebuah robot daripada penjeahat menhancurkan robot. Sampai pada suatu ketika, sebuah robot dengan nama scout 22 tertembak oleh Rudal dan bagian dadanya meleleh sehingga batere dan board CPUnya menyatu dan rusak. Kerusahakan di badan robot tersebut membuatnya tidak bisa diperbaiki lagi sehingga dibuang.

     Pada saat yang sama, Deon juga ingin membuat robot yang lebih manusiawi, bukan hanya kuat di medan perang, tapi juga robot yang bisa "sadar" seperti manusia. Robot ideal bagi dia adalah robot yang punya perasaan, bisa membaca dan programnya terus berkembang seperti bayi yang berubah menjadi anak anak dan dewasa.

    Sayangnya ide dari deon tidak disetujui direktur karena tidak memberi keuntungan bagi perusahaan. Akhirnya, deon berusaha mengetes program AInya di robot scout 22 yang tadi dibuang perusahaan. Saat melakukan test, dia disergap oleh para gerombolan bandit narkoba. Para bandit ini tahu deon adalah otak dibalik robot polisi yang menghancurkan bisnis mereka. Saat deon mau dibunuh karena tidak mau kerjasama, salah satu bandit menemukan robot scout22 yang sudah di potong potong, mereka meminta deon merakit robot tersebut kembali dan membantu mereka melakukan permapokan.

     Deon setuju untuk merakit robot scout22 dengan menggunakan program AI yang baru. Robot tadi sukses namun karena batere hanya bertahan 7 hari, robot tersebut akan mati sendiri dalam 7 hari. Saat AI di upload ke scout 22, scout 22 bertingkah seperti anak kecil,Deon bilang bawah robot tadi perlu beradaptasi dan belajar, karena tingkah robot tersebut lucu, maka dia diberi nama chapiie, (plesetan dari Happy).

Tema yang diangkat

     Sutradara dari Chappie adalah Neill Blomkamp yang juga sutradara film District 9 dan Elysium. Thema kesenjangan sosial, srata social, perbedaan ras, africa selatan serta isu kulit hitam adalah thema inti dari film ini. Jika anda perhatikan, film district 9 dan elysium juga mengambil thema yang sama.

    Chappie adalah robot yang berbeda dengan yang lain. Robot chappie tersisihkan, berwarna hitam dan berbeda dengan robot lainnya. Film ini juga seakan akan menyampaikan pesan bahwa bukan masalah Ras yang membuat seseorang menjadi jahat, namun masalah Latar belakang dan lingkunganlah yang membuat seseorang melakukan tindak kejahatan.

    Di film ini contohnya chappie diajarin merampok dan membunuh oleh para gangster. Chappie sendiri pada awalnya adalah baik, namun lingkunganlah yang membuat dia dianggap sebagai robot jahat. pesan moral di chappie adalah hanya karena anda berkulit hitam( berbeda) bukan berarti anda adalah orang jahat.

     Neill berusaha menghilangkan stigma negatif didunia barat yang sering mengidentikan warga kulit hitam sebagai orang jahat, kriminal dan gangter. Itulah mengapa penjahat di film ini justru semua berkulit putih.

Kemiripan dengan film lain 

   Dilihat dari sisi robotnya, Film ini mirip dengan film I, Robot yang dibintangi will smith. Perbedaan mendasarnya, Di film I robot, robot sadar bahwa dirinya di perbudak manusia, maka mereka berusaha melawan manusia. Chappie tidak seperti I, Robot, namun lebih tepat sebagai robot yang ingin mempertahankan hidupnya.

Kemiripan dalam desain robot. 

    Jika saya mau jujur, desain robot di film ini sangat mirip dengan Wall-e ataupun Robocop. Ada sebuah robot di rumah Doen yang dari sisi fisiknya sangat mirip dengan Wall-E.  Robot Moose punya vincent (saingan deon) juga mempunyai desain yang sangat mirip dengan musuh robocop Droid series 209. Desain dari Scout 22 (Chappie) juga dari sisi fisik meniru alien di district 9. Dari sini tampak sutradara dan teamnya kurang orisinil dari sisi desain.

Kelebihan Robot Chappie: 
- Dapat dijadikan sebagai sistem keamanan
- Membuat Pengetahuan orang-orang menjadi bertambah
- Dapat dijadikan sebagai teman berbicara
- Dapat menjaga dan menumpas kejahatan

Kekurangan Robot Chappie:
-Diperlukan biaya yang mahal untuk membuatnya
-Mengurangi lahan pekerjaan di bidang keamanan
-Biaya maintenance yang mahal
-Apabila ada kerusakan, dibutuhkan ilmu yang banyak untuk memperbaikinya

Sumber: http://jejakcandra.blogspot.co.id/2015/03/review-chappie-2015.html

Tugas 3 : Probabilistic Reasoning

Apa itu Probabilistic Reasoning? 
    Probabilistic Reasoning adalah metode Soft Computing juga untuk membuat komputer atau suatu device mengambil keputusan layaknya makhluk hidup. Jadi, dari semua data-data yang sudah dimiliki, metode ini memberikan pola-pola tertentu untuk mengambil keputusan.

    Probabilistic Reasoning merupakan bagian dari Soft Computing, yang pada awalnya Soft Computing diperkenalkan pertama kali pada tahun 1990 oleh Prof. L.A.Zadeh dari Berkeley University sehubungan dengan ide untuk mendirikan BISC (Berkeley Initiative In Soft Computer).

Terdapat beberapa pengertian mengenai SOFT COMPUTING

›    SOFT COMPUTING (Prof. Lotfi A Zadeh, 1992) adalah segolongan metoda yang mampu mengolah data dengan baik walaupun didalamnya terdapat ketidakpastian, ketidakakuratan maupun kebenaran parsial.

›    SOFT COMPUTING merupakan kumpulan dari teknik–teknik perhitungan dalam ilmu komputer, inteligensia semu, MACHINE LEARNING dan beberapa disiplin ilmu teknik lainnya, yang berusaha untuk mempelajari, memodelkan, dan menganalisa fenomena yang sangat rumit.

    Metode SOFT COMPUTING saat ini menarik perhatian dalam perkembangan metode komputasi dan pemecahan masalah pada saat ini karena SOFT COMPUTING menawarkan solusi yang menarik dan pengimplementasian yang mudah untuk memecahkan masalah-masalah yang tadinya sulit dipecahkan dengan komputer yang menggunakan metoda komputasi konvensional.

Pada Soft Computing terdapat beberapa metode yang dikartegorikan menjadi 3 kartegori menurut L.A.Zadeh, Yaitu Fuzzy Logic, Artifical Neural Network, dan Probabilistic Reasoning.

Salah satu metoda SOFT COMPUTING yang akan saya bahas lebih lanjut adalah mengenai PROBABILISTIC REASONING.

     Reasoning berarti mengambil suatu keputusan atas suatu alasan atau sebab tertentu.Reasoning sendiri ada 2 jenis yaitu logical reasoning  dan probabilistic reasoning. Salah satu kelebihan probabilistic reasoning dibandingkan logical reasoning adalah kemampuannya untuk mengambil keputusan yang rasional, walaupun informasi yang diolah kurang lengkap atau mengandung unsur ketidakpastian.

Tiga kategori kategori dari Probabilistic Reasoning antara lain adalah

v     Teori Chaos

    Teori chaos memiliki implikasi yang luas dalam analisis pengambilan keputusan. Teori chaos memberi pengertian bahwa suatu aksi sekecil pun dapat berimplikasi pada suatu akibat yang besar. Teori chaos juga memberikan pengertian bahwa dalam pengambilan keputusan senantiasa dihadapkan pada suatu potensi ketidakteraturan dan ketidakpastian sehingga batasan-batasan metode pengambilan keputusan tradisonal tidak mencukupi lagi. Teori chaos menuntut perubahan model mental yang sama sekali baru dan kreatif dari sang pengambilan keputusan. Sistem pintar dan kecerdasan berupaya mengantisipasi aspek ketidakpastian dan ketidakteraturan tersebut dengan mengadopsi logika berpikir manusia ke dalam mesin komputer. Dengan sistem pintar, suatu perangkat komputer dapat menganalisis suatu sistem permasalahan dan melakukan pengambilan keputusan.

v     Belief Networks

    Belief Networks (BN) adalah penalaran kausal, dimana BN telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. BN sekarang ini menjadi andalan dalam bidang penelitian Flu Burung yang dikenal sebagai penalaran pasti. BN sendiri didasarkan pada hukum-hukum probabilitas.

v     Genetic Algorithm <GA>

    GA diperkenalkan oleh John Holland pada pertengahan tahun 70-an. GA adalah metode komputasi yang meniru proses evolusi dan seleksi alam. Metode ini sering dimanfaatkan untuk mencari nilai optimal suatu fungsi/permasalahan.

Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai urutan proses pada GA



Sumber: https://prinzessino.wordpress.com/2010/03/09/soft-computing/

Minggu, 13 November 2016

Tugas 2 : Vlog Sistem Cerdas


Berikut adalah video Vlog Sistem cerdas kami kelas 3KA04 dengan anggota:
-Afif Fadhil Susetyo
-Ananto Umar Abdillah
-Dimas Raka Setti
-Ghifari Irfandi
-Raden Rivaldy E.P
Kami menjelaskan beberapa sistem cerdas seperti game arcade dengan sensor yang berada di salah satu tempat permainan di sebuah mall dan sebuah keran yang menggunakan sensor.

Jumat, 07 Oktober 2016

Tugas 1 : Review Jurnal

SISTEM PARKIR CERDAS
SMART PARKING SYSTEM

Mahrus Sabang 1, Rhiza S.Sadjad 2, Merna Baharuddin 2
1Jurusan Teknik Informatika, STMIK Lammappapoleonro Soppeng
2Jurusan Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin 


ABSTRAK 

     Penelitian ini bertujuan merancang suatu alat mikrokontroler yang dapat menginformasikan dan mengarahkan pengendara mobil ke area parkir yang kosong. Lahan parkir yang dijadikan sebagai objek penelitian terdiri dari beberapa lantai dengan kapasitas beberapa kendaraan pada setiap lantainya, namun penelitian ini hanya memilih bebarapa lantai sebagai sampel.Sistem informasi parkir ini menggunakan metode perancangan sistem. Pada perancangan ini memiliki beberapa bagian umum, yaitu sensor LDR, laser pointer, Arduino Uno, mikrokontroler ATMega328, PC/laptop dan LCD (Liquid Cristal Display). Sensor LDR akan mendeteksi adanya kendaraan dan selanjutnya akan memberi sinyal ada atau tidak ada penghalang. Sedangkan yang mengatur cahaya dari LDR adalah laser pointer. Mikrokontroler ATMega328 yang tertanam pada Aduino berfungsi sebagai tempat pemrosesan data dari sensor LDR selanjutnya akan ditampilkan pada LCD.Hasil penelitian menunjukkan bahwa LCD (Liquid Cristal Display) akan menampilkan beberapa lahan parkir yang sudah terisi dan beberapa lagi lahan parkir yang kosong. LCD akan menampilkan di lantai mana hal tersebut terjadi. Pada miniatur sistem parkir ini menggunakan bahasa pemrograman bahasa C yang sudah tertanam dalam Arduino dan menggunakan juga bahasa pemrograman Borland Delphi. 7 yang berfungsi sebagai interface. 

PENDAHULUAN

     Salah satu perkembangan teknologi dalam bidang transportasi yang dapat kita temukan adalah sistem pelayanan parkir. Dewasa ini perparkiran dalam suatu gedung sudah mulai menggunakan system komputerisasi dalam pengoperasiannya, tetapi pengguna parkir masih saja terkendala atau kesulitan dalam mencari tempat parkir yang kosong dengan mengelilingi area parkir sehingga kurang efisien dan membutuhkan waktu yang lama. Jika proses pelayanan tersebut dapat digantikan dengan menggunakan sistem yang lebih modern (otomatisasi system) akan sangat menguntungkan, baik itu bagi perusahaan yang bersangkutan terlebih lagi bagi pengguna parkir itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa perlu membuat suatu alat kendali sistem parkir cerdas dengan menggunakan mikrokontroller. Komponen yang di gunakan dalam pembuatan alat kendali system parkir sangat banyak di pasaran. Sebagian besar komponen berasal dari bahan semi konduktor. Rangkaian yang digunakan meliputi beberapa sensor LDR, Mikrokontroller ATMega, Arduino, laser pointer, LCD monitor. 
      Dari permasalahan yang telah di uraikan pada di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana merancang suatu alat yang dapat menginformasikan area parkir mobil kepada pengguna dan membantu mengarahkannya ke area parkir yang kosong dengan menggunakan mikrokontroler”. Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah merancang suatu alat yang dapat menginformasikan area parkir mobil kepada pengguna dan membantu mengarahkannya ke area parkir yang kosong dengan menggunakan mikrokontroler. 
     Dasar dari pada peneliti untuk mengambil atau mengangkat judul tersebut diatas berdasarkan atas beberapa acuan atau penelitian-penelitian sebelumnya. diantaranya: Sistem Pengaturan Parkir dengan Tertib dan Aman, dengan hasil yang di dapat dari penelitian ini yaitu bisa mengidentifikasi lokasi parkir yang kosong dalam area parkir dengan cara merekam plat kendaraan lewat kamera di pintu masuk area parkir. (Dirsa Agitral, Ary Syahriar DIC, Prof Dr. Muhammadi S.) Pengembangan Sistem Parkir Terkomputerisasi Dengan Otomatisasi Pembiayaan Dan Penggunaan RFID Sebagai Pengenal Unik Pengguna, dengan hasil yang di dapat yaitu dalam penelitian ini digunakan teknologi RFID untuk diterapkan dalam sistem parkir terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam hal pengenalan kendaraan dan otomatisasi pembiayaan parkir. Dalam sistem ini akan diterapkan sistem isi ulang untuk pengisian dana untuk pembiayaan parkir. (Hamid, 2010).

RINGKASAN JURNAL

     Pada penelitian ini berfokus pada bagaimana membuat suatu Aplikasi sistem parkir cerdas. Sistem secara umum dapat dilihat pada gambar 1 berikut yaitu adanya sebuah desain lingkungan sistem parkir cerdas, kemudian dari hasil desain dapat menghasilkan sebuah data yang akan di kirim ke mikrokontroler untuk selanjutnya di teruskan ke display yang berfungsi sebagai monitoring. Inti dari racangan penelitian ini yaitu bagaimana memonitoring area parkir yang kosong dan yang sudah terisi dengan menggunakan beberapa rangkaian yang seperti: PC, Arduino Uno dengan ATMega328, Sensor LDR, Laser Pointer, dan LCD Monitor dengan fungsi masing-masing yang berbeda.
     PC berkomunikasi dengan sebuah pengontrol memori melalui koneksi kecepatan tinggi yang telah ditentukan. Pengontrol berkomunikasi dengan memori dan kepada bus PCI secara langsung, sehingga lalu-lintas CPU – memori tidak dilakukan melalui bus PCI. Selain itu, bus PCI memiliki sebuah jembatan / penghubung kepada bus ISA, sehingga pengontrol ISA dan piranti – pirantinya masih dapat digunakan, USB ialah port yang sangat diandalkan saat ini karena bentuknya yang kecil dan kecepatan transfernya yang tinggi. USB 1.1 mendukung dua modus kecepatan penuh (12 Mb/detik) dan kecepatan rendah (1,5 Mb/detik). USB 2.0 memiliki kecepatan 480 Mb/detik yang dikenal sebagai mode kecepatan tinggi. (Budiharto, Widodo, 2004).
     Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino ini berfungsi sebagai papan board yang di dalamnya sudah tertanam mikrokontroller. Board ini memiliki keunggulan tambahan diantaranya: Ukuran bootloader hanya 1/4 bootloader sebelumnya sehingga lebih banyak ruang untuk program. Menggunakan ATmega8U2 menggantikan FTDI chip, sehingga proses upload dan komunikasi serial menjadi lebih cepat, tidak perlu driver USB pada Linux dan Mac (pada Windows hanya membutuhkan file .inf) dan chip ini bisa diprogram sehingga Arduino Uno dapat dikenali sebagai keyboard, mouse, joystick dan sebagainya. (http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUnoSMD, diakses 2 Mei 2012).
     LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. (Depari, G. S, 1985). Prinsip kerjanya yaitu apabila LDR mendapat pencahayan yang lemah maka nilai resistansinya akan berubah secara perlahanlahan. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu: Laju Recovery dan respon spectral. 2 2 Laser pointer digunakan dalam berbagai aplikasi kreatif. Mereka awalnya dimulai sebagai cara mudah untuk menunjuk ke bagian tertentu dari presentasi, atau rincian dalam lingkungan yang tidak dapat di jangkau dengan mudah (http://www.ehow.com/howdoes_4914874_how-laser-pointer-works.html diakses 25 Mei 2012). Laser pointer disini digunakn untuk memberikan cahaya yang konstan kepada sensor LDR yang selanjutnya di teruskan informasinya ke mikrokontroller.
     LCD singkatan dari Liquid Crystal Display, mengacu pada teknologi di balik monitor panel datar populer. LCD monitor berbeda dengan CRT monitor tradisional , yang memiliki ukuran besar dengan ketebalan beberapa inci dan berat 13-23 kilogram atau lebih, sementara LCD biasanya memiliki ketebalan 1-3 inci ( 2,5 - 7,5 ) cm dan berat kurang dari 4,5 kilogram (http://www.sisilain.net/2010/07/pengertian-dari-lcd-monitor.html, diakses 30 Mei 2012). LCD monitor disini berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengguna parkir, atau sebagai outpot dari sistem yang di buat. Karena dari LCD ini maka akan menampilkan lokasi parkir, apakah lokasi itu terisi mobil atau tidak

HASIL 

     Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu bahasa pemrograman mikrokontroller dengan bahasa C dan bahasa pemrograman Borland Delphi 7 dengan memanfaatkan beberapa compenent yang ada.. Adapun Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam membangun aplikasi sistem parkir cerdas ini yaitu menu utama, setting port, form open/close, form setting parameter dan form keluar(exit) Menu utama aplikasi Form ini digunakan untuk menjalankan program aplikasi dalam penggunaan sistem parkir cerdas. Untuk mengaktifkan aplikasi tersebut, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengklik form setting port agar koneksi antara arduino dan program Delphi biar saling terhubung satu sama lain. 

Form Setting Port 
     Dalam form setting port, terdapat beberapa field yaitu: field port, field baud rate, field data bits, field stop bits, field parity dan field flow control. Pada field port menampilkan com berapa yang aktif atau yang terhubung dengan arduino. Jika arduino tersebut sudah terkoneksi dengan program, maka secara otomatis akan membaca com berapa yang terkoneksi. Pada field baud rate di atur sesuai konfigurasi baud rate yang telah di konfigurasi di arduino. Untuk konfigurasi di data bit di set dengan nilai 8 dan stop bit dengan nilai 1, dan parity diisi dengan nilai no parity atau none. Seting parameter ini di gunakan untuk mengatur nilai parameter batas nilai minimum intensitas cahaya yang di baca oleh sensor. Nilai parameter ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan di area parkir tempat sensor di pasang. Seperti yang nampak pada gambar 6. Adapun nilai masing-masing sensor bisa saja berbeda dengan sensor lainnya jika kondsi intensitas cahaya di sekitar sensor berbeda. Untuk mengetahui nilai parameter yang tepat maka dilakukan serangkaian percobaan pada masing-masing lokasi pemasangan sensor.

PEMBAHASAN 

     Perancangan sistem ini, meliputi beberapa tahapan diantaranya tahap diagnosis awal yaitu pada tahapan ini akan dilakukan identifikasi masaah yang ada. Seperti kendalakendala yang dilakukan atau yang didapatkan pada saat akan memarkir kendaraan. 
     Tahap perancangan dan pembuatan, dimana pada tahap ini dilakukan perancangan, menyediakan seluruh komponen yang di butuhkan, selanjutnya merakit dan membuat alat, serta mengisi program-program yang di perlukan. Komponen-komponen yang perlu dipersiapkan diantaranya: PC atau Laptop, 1 modul Arduino Uno, Kabel USB, Sensor LDR, Laser pointer. 
     Tahapan pembuatannya dimulai dengan menyiapkan Arduino Uno versi 0023 dan Borland Delphi 7 dan komponen comport library. Kemudian membuat rangkaian group sensor menggunakan LDR sebanyak 6 unit di lengkapi dengan laser pointer. Kemudian membuat program di arduino yang berfungsi untuk membaca sensor analog dari LDR dan mengirimkan data ke computer melalui port USB, membuat program monitoring data sensor analog dari mikrokontroler ke PC dengan menggunakan Bahasa pemrograman Borland Delphi 7.
     Tahap pengujian alat dilakukan dengan menguji dan mengetes alat yaitu menguji secara langsung cara kerja alat, kemudian mengumpulkan data-datanya dan menyusunnya sebagai data hasil akhir penelitian. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan PC dengan Arduino melalui kabel USB yang sudah terhubung dengan sensor LDR. Kemudian melakukan verifikasi akurasi pembacaan data resistansi pada sensor LDR dengan membandingkan cahaya yang di berikan dengan pembacaan data analog di port input arduino. Selanjutnya yaitu tahap evaluasi. Pada tahap ini dilakukan evaluasi dan analisis secara keseluruhan hasil kerja alat dan kemudian mengambil kesimpulan dari cara kerja alat tersebut secara keseluruhan.

KESIMPULAN DAN SARAN 

     Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan dan pemanfaatan Sistem Parkir ini dengan menggunakan Arduino yang dikontrol oleh mikrokontroller yang kemudian di tampilkan pada sebuah LCD, dapat membantu dalam hal efesiensi tenaga manusia. Dengan adanya system ini, maka pengguna parkir dapat dengan mudah melihat dan mengetahui area parkir yang kosong lewat monitor yang tersedia sebelum masuk di area parkir, sekaligus bisa langsung mengarahkan kendaraannya ke lokasi yang kosong. Nilai pembacaan intensitas cahaya bergantung pada jarak sensor dengan sumber cahaya, sehingga untuk implementasi di lingkungan yang berbeda perlu di lakukan kalibrasi ulang. Penggunaan sensor LDR dengan sumber cahaya yang tidak statis, tidak akan memberikan kondisi yang tepat pada tampilan visualisasi di layar monitor. Penggunaan laser yang di tembakkan langsung ke sensor LDR bisa di jadikan solusi untuk mendapatkan hasil pembacaan yang lebih akurat. Adapun harapan dari sistem ini yaitu dalam hal pengawasan dan pengontrolan lebih lanjut, dapat di pasangkan alat berupa kamera CCTV yang dapat dikontrol dan di akses lewat mobile phone melalui web browser. Untuk pengembangan sistem parkir ini, kedepannya dapat di pasangkan fasilitas yang lain yang mengacu pada sistem perparkiran yang ada di luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

 Agifral, D., Muhammadi., Syahriar, Ary. Sistem Pengaturan Parkir dengan Tertib dan Aman, diakses 10 Januari 2012 Ariyus. D., Andri. R. K. R. (2008). 

Komunikasi Data. Yogyakarta: Penerbit Andi. Budiharto, Widodo. (2004). Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Depari, G. S. (1985). 

Belajar Teori dan Keterampilan Elektronika. Bandung: Armico. Hamid. (2010). 

Pengembangan Sistem Parkir Terkomputerisasi dengan Otomatisasi Pembiayaan dan Penggunaan RFID Sebagai Pengenal Unik Pengguna. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. ISSN: 1907-5022 Mangkulo, H.A. (2004). 

Pemrograman Database Menggunakan Delphi 7.0 dengan Metode ADO, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Pressman, Roger, S. (2002). 

Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Yogyakarta: Penerbit Andi. 

http://www.ehow.com/how-does_4914874_how-laser-pointer-works.html, diakses 25 Mei 2012   

http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUnoSMD, diakses 2 Mei 2012 

http://www.sisilain.net/2010/07/pengertian-dari-lcd-monitor.html, diakses 30 Mei 2012


Sumber Jurnal:
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d649aa5b3bc64701cafef244008c6a41.pdf


Jumat, 30 September 2016

Tugas Interaksi Manusia & Komputer - Ringkasan Film Ex-Machina

EX-MACHINA (2015)

     Caleb memenangkan undian untuk datang ke fasilitas riset rahasia milik Nathan, yang merupakan pemilik perusahaan search engine bernama Blue Book, tempat ia bekerja sebagai programmer. Tanpa pikir panjang, Caleb pun datang menuju tempat Nathan di tengah hutan yang alami dan sejuk, serta terpencil. Awalnya, Caleb tidak tahu untuk apa lagi setelah ia datang ke tempat tersebut. Setelah menandatangani surat perjanjian, Nathan pun memberitahu Caleb bahwa ia telah membuat robot dengan kecerdasan buatan, dan tugas Caleb adalah mengujinya dengan Turing Test 

   Dari situlah, perkenalan awal Caleb dengan sang robot berkecerdasan buatan bernama Ava bermula. Dari pertemuan awal tersebut, Caleb memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana terkait jati diri Ava. Di balik layar, ada Nathan yang mengawasi dan selalu mencatat setiap perkembangan dari Ava melalui kamera tersembunyi di ruangan tempat mereka berbicara. Semakin lama, Caleb semakin akrab dengan Ava. Sebagai ganti dari Caleb yang mencoba mencari tahu siapa dirinya, Ava pun ingin tahu lebih banyak lagi mengenai Caleb. Hingga suatu ketika, Ava membicarakan sesuatu yang bersifat menggoyahkan pemikiran Caleb di tempat tersebut. 

   Tugas Caleb menguji Ava dengan Turing Test adalah untuk menguji apakah ia memang sedang berinteraksi dengan seorang manusia atau sebuah komputer/mesin. Tapi dalam benak Caleb, ia berfikir mengapa harus mengujinya jika hanya dengan melihat penampakan luarnya saja sudah seperti robot. Berbeda dengan Nathan, ia justru beranggapan bahwa dengan menunjukkan bentuk asli Ava, akankah Caleb masih berfikir ia robot dengan segala kecerdasan yang dimilikinya layaknya manusia. Dari sini, pemikiran saya langsung terpancing untuk mengikuti ceritanya lebih dalam lagi, termasuk tujuan misterius mengapa Nathan membuatnya.

   Sejak awal, Ex Machina sudah memberikan alur yang penuh misteri, termasuk Nathan yang menurut saya adalah misteri paling utama. Ditambah  set lokasi yang lebih banyak dihabiskan dalam ruangan, membuat atmosfer penuh misteri dan tanda tanya dalam benak saya. Mungkinkah Nathan memanfaatkan caleb, pikir saya saat itu. Apalagi, Nathan begitu menjaga kerahasiaannya mengenai pengembangannya pada Ava. Ia hidup dengan anti-sosial. Sikapnya juga terkadang dingin pada Caleb terkait pertanyaan-pertanyaan yang tidak ingin dijawabnya. Di rumah bawah tanah tersebut, Nathan hanya tinggal berdua dengan pembantu wanitanya yang bernama Kyoko, yang sangat jarang berbicara, dan lagi-lagi kesan misterius benar-benar ditonjolkan di sini. 

   Karakter Avadigambarkan begitu sempurna dengan kemampuannya yang benar-benar mirip manusia. Mulai dari cara ia bertanya dengan pertanyaan yang mengintimidasi Caleb, hingga bagaimana ia memilih pakaian yang tepat untuk ia pakai. Kemampuannya dalam mengolah segala pengetahuan berasal dari sinkronisasi otaknya dengan Blue Book. Seperti layaknya seorang pria bertemu dengan wanita atau sebaliknya, Caleb dan Ava tidak bisa menghindari perasaan tersebut. Saya sudah tahu bahwa hubungan Caleb dan Ava pasti akan mengarah ke sini, tapi kita hanya dapat melihat dari sudut pandang Caleb saja. Hubungan dekat antara Caleb dan Ava hanya terjadi melalui percakapan-percakapan yang awalnya merupakan bagian dari tes, kemudian berlanjut ke percakapan yang lebih bersifat pribadi. 

    Caleb sudah jatuh cinta pada Ava. Kemudian ia buktikan kesungguhan cintanya itu dalam sebuah secret plan mereka berdua. Dari titik ini, penonton semakin yakin bahwa Caleb sangat mencintai Ava, tapi tidak tahu bagaimana perasaan Ava sendiri terhadap Caleb. Benarkah Ava juga mencintai Caleb, ataukah ia murni pemrograman dari Nathan. Kita pasti sudah bisa menduga sebelumnya, bahwa Nathan begitu terobsesinya dengan hal berbau ‘seksualitas’. Bisa jadi, Ava adalah calon ‘boneka’ yang perlu digembleng agar lebih ‘matang’ lagi, dan Caleb lah orang terpilih sebagai pengujinya. Bagaimana dengan Kyoko?, bisa saja disebut sebagai boneka yang sudah sempurna

    Film ini bertemakan Artificial Intelligence, Apabila manusia itu tidak merasa tengah berinteraksi dengan komputer/robot melainkan makhluk hidup, maka artificial intelligence itu dinyatakan berhasil.kebanyakan film A.I memberikan kesimpulan dengan menunjukan sang robot dapat lebih baik dari manusia, Pada akhirnya, Ex Machina adalah drama sci-fi psikologis tentang prasangka, teror, dan empati. Ending film yang mind-blowing mengisyaratkan bahwa ini bukan sekedar pertarungan antara manusia dan A.I. namun juga sedikit menyindir persaingan gender. Tak sekedar mengambil embel-embel "sci-fi" sebagai bahan jualan, namun mengeksplorasi lebih jauh tentang sisi emosional dari tindakan manusia yang ingin menjadi seperti Tuhan, dan robot yang ingin menjadi seperti manusia, serta bagaimana konsekuensinya bagi dunia dan masa depan.

Rabu, 15 Juni 2016

Key Perfomance Indicator dan Metric

Key Performance Indicator dan Metric



     Hampir kebanyakan orang beranggapan ada kesamaan antara Key Performance Indicator (KPI) dan Metric. Anggapan itu tidak sepenuhnya salah, karena sebenarnya KPI itu adalah metric, tapi tidak semua metric itu adalah KPI. Nah, terus bagaimana menjelaskannya? Jawaban sebenarnya adalah bagaimana membedakan antara metricyang merupakan KPI dan metric yang hanya merupakan ukuran saja / indicator only.

   Dari namanya, Key Performance Indicator sudah menyebutkan, performance indicator atau penunjuk kinerja. Contohnya performance suatu proses diukur atau ditunjuk melalui suatu KPI. KPI bukan hanya mengukur suatu panjang, suatu waktu proses, suatu umur alat tetapi lebih tepat ukuran dari suatu performance atau kinerja. Lebih lanjut, KPI merupakan ukuran kunci (key) terhadap bisnis atau kesuksesan, bukan hanya ukuran seadanya / sambil lalu dari suatu bisnis proses. Dengan demikian, KPI sangat erat berhubungan dengan obyektif dari proses yang akan diukur.

Sebuah organisasi layaknya memiliki banyak metric, namun hanya sedikit KPI. Contoh metric adalah : profitabilitas, pangsa pasar, penjualan, jumlah karyawan dst. Namun KPI merupakan suatu performance metric yang secara nyata dan jelas terkait dengan sasaran strategis organisasi yang mampu mendorong organisasi menerjemahkan strateginya ke dalam terminologi yang bisa dikuantifikasi. Rancangan KPI yang baik memberikan informasi yang dalam, jelas dan tajam mengenai kecenderungan suatu kinerja, sementara itu juga didukung oleh ketersediaan metric yang rinci. KPI yang tepat juga membantu apakah organisasi sudah melakukan hal yang benar dan mengetahui apa yang perlu perbaikan (improvement) atau penyesuaian.

Dengan demikian, tampaklah apa perbedaan dari metric dan KPI :

  • KPI adalah metric, tapi tidak semua metric merupakan KPI.
  • Organisasi memiliki banyak metric, tapi hanya sedikit KPI.
  • Metric dapat berupa suatu ukuran tentang suatu (besaran, jumlah, waktu), tetapi KPI adalah ukuran yang mempunya makna berarti dan kunci (matter most & key)
  • Metric dapat diubah atau tidak dapat diubah melalui suatu aksi. Tetapi KPI sebaiknya harus dapat diubah melalui suatu aksi (actionable). Jangan mengukur sesuatu sebagai KPI jika hal itu tak dapat diubah melalui serangkaian aksi spesifik.
Lalu kapan dan bilamana sebuah metric bisa menjadi KPI? maka KPI adalah metric yang :

  • Outcome-oriented — bukan hanya sekedar output (keluaran dari proses), karena outcome memiliki pengaruh (impact).
  • Target-based — memiliki paling tidak satu nilai sasaran yang sensitif terhadap waktu.
  • Rated / Graded — memiliki nilai ambang (threshold) yang membedakan antara nilai aktual dan target.
  • Dengan tiga kriteria diatas, dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah metricmemenuhi status sebagai KPI yang membantu untuk tetap fokus pada ukuran tersebut sebagai salah satu kunci menuju kesuksesan organisasi. Deskripsi mengenai kriteria tersebut akan dijelaskan pada tulisan selanjutnya.

     Penyusunan KPI tentunya berdasarkan Visi/Misi, Strategy, Objective, Target / Ukuran (KPI) yang dijadikan standar success area organisasi/perusahaan.
Sebagai contoh, sebuah RS swata memiliki visi/misi dan strategi sbb :

Visi/Misi : Menjadi tempat pelayanan jasa medis yang dikenal masyarakat
Strategy : Meningkatkan pelayanan medis yang akurat, terpercaya dan handal di mata masyarakat melalui perbaikan kualitas manajemen dan tenaga medis yang kompeten
Obyektif :
– Rumah sakit yang bersih, efisien
– Rumah sakit yang dikenal (top of mind) di mata masyarakat

Ukuran :
– Tingkat kepuasan pelanggan/pasien rumah sakit (%)
– Sertifikasi Manajemen RS secara nasional dan internasional

Target :
– Pasien puas dengan pelayanan diatas 90% dalam 5 tahun
– Sertifikasi nasional 2010, Sertifikasi internasional 2013

Dengan adanya tujuan/visi/misi serta strategy maupun objective yang jelas, tentunya mudah dibuatkan KPI (target/measurement) sebagai ukuran kesuksesan organisasi tersebut. Nantinya KPI tersebut bisa diturunkan kembali (cascading) menjadi KPI unit/section sampai individunya.

Manfaat Penerapan KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI)

Pengelolaan kinerja pegawai melalui sistem KPI memberikan sejumlah manfaat positif bagi perusahaan, diantaranya adalah :

• Melalui metode KEY PERFORMANCE INDICATORS maka kinerja setiap pegawai dapat dievaluasi secara lebih obyektif dan terukur, sehingga dapat mengurangi unsur subyektivitas yang sering terjadi dalam proses penilaian kinerja pegawai.

• Melalui penentuan key performance indicators (KPI) secara tepat, setiap pegawai juga menjadi lebih paham mengenai hasil kerja yang diharapkan darinya. Hal ini akan mendorong pegawai bekerja lebih optimal untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

• Melalui penetapan KEY PERFORMANCE INDICATORS yang obyektif dan terukur, maka proses pembinaan kinerja pegawai dapat dilakukan secara lebih transparan dan sistematis.

• Hasil skor KEY PERFORMANCE INDICATORS yang obyektif dan terukur juga dapat dijadikan dasar untuk pemberian reward dan punishment pegawai. Dengan demikian, pegawai yang kinerjanya lebih bagus akan mendapat reward, sebaliknya yang kerjanya kurang baik akan mendapat punishment.


Sumber :https://ilmusdm.wordpress.com/2007/11/29/key-performance-indicator-dan-metric-sebuah-pengenalan/
http://strategimanajemen.net/2011/01/31/contoh-pengertian-dan-manfaat-key-performance-indicators/

Sabtu, 30 April 2016

Manajemen Hubungan Bisnis


PENDAHULUAN DAN CAKUPAN

Keberhasilan jangka panjang dari penyedia layanan Teknologi Informasi (TI) tergantung pada hubungan dengan pelanggan. Seperti di banyak aspek kehidupan lainnya, hubungan jangka panjang yang efektif membutuhkan komitmen dan usaha dari kedua belah pihak dalam rangka mengembangkan dan menjaga kepercayaan dan pemahaman yang akan mendukung hubungan melalui masa-masa baik dan buruk.




Dalam arti luas hubungan antara pelanggan dan penyedia layanan TI meliputi spektrum penuh dari interaksi bisnis antara mereka, dari hal-hal operasional berkaitan dengan pemberian layanan dan kinerja operasional, melalui isu-isu taktis, seperti mengembangkan persyaratan atau mungkin kasus bisnis untuk baru atau diubah layanan, untuk pengembangan strategi jangka panjang. Bab 13 buku ini menjelaskan bagaimana manajemen tingkat layanan (Service Level Management) (SLM) menyediakan platform untuk mengelola hubungan relatif terhadap isu-isu taktis operasional dan tingkat yang lebih rendah. Bab ini menjelaskan cara manajemen hubungan bisnis (Business Relationship Management) (BRM) digunakan untuk menyelaraskan kegiatan penyedia layanan dengan kebutuhan pelanggan dengan ing pembangunan, memperkuat dan mempertahankan hubungan untuk isu-isu strategis dan tingkat yang lebih tinggi taktis, dan bagaimana BRM berhubungan dengan lainnya proses ITIL.

MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan utama dari BRM adalah untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang efektif, produktif antara pelanggan dan penyedia layanan, didirikan pada pemahaman dari pelanggan dan kebutuhan bisnis. Ini berarti lebih dari bereaksi terhadap kebutuhan pelanggan baru. Hal ini lebih mendalam daripada ini. Ini adalah tentang memahami pelanggan, strategi dan bisnis driver yang cukup untuk dapat antisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan seperti keadaan berubah. Seperti ITIL menempatkan "manajemen hubungan bisnis adalah proses yang memungkinkan manajer hubungan bisnis untuk menyediakan link antara penyedia layanan dan pelanggan pada tingkat strategis dan taktis." Pelanggan dan penyedia akan memiliki kepentingan bersama dalam memastikan bahwa pelanggan memahami nilai penawaran layanan dan memiliki harapan yang realistis dari mereka. Untuk hubungan seperti itu untuk bekerja di sana harus ada komitmen, kepercayaan, keterbukaan dan kejujuran di kedua sisi, dan pada kali ini akan memerlukan penyedia layanan untuk terbuka dan jujur ​​tentang pelanggan, misalnya dalam kaitannya dengan kewajiban pelanggan telah gagal memenuhi.

BRM harus mencapai sejumlah tujuan jika hubungan itu untuk menyampaikan. Ini harus jelas didasarkan pada pemahaman yang memadai tentang pelanggan sehingga penyedia layanan dapat mengembangkan kemampuan dan sumber daya untuk merespon dalam jangka waktu yang dapat diterima untuk perubahan kebutuhan pelanggan dan prioritas pelanggan, dan, jika relevan, untuk membantu pelanggan mengembangkan persyaratan baru dalam balasan. Penyedia layanan akan dapat mengantisipasi, setidaknya, bagaimana kebutuhan pelanggan dapat berubah sesuai keadaan, mengidentifikasi bagaimana adanya layanan baru atau layanan yang diubah atau adanya teknologi baru yang mungkin bisa membantu pelanggan merespon secara efektif, untuk mengubah atau meningkatkan kinerja pelayanan penyedia layanan. Keselarasan antara pelanggan dan penyedia layanan, dan wawasan ini memberikan penyedia layanan, akan memungkinkan penyedia layanan untuk mengidentifikasi konflik nyata atau potensial antara bagian yang berbeda dari organisasi pelanggan sendiri dan membantu menyelesaikan atau menanggulanginya. BRM menempatkan tuntutan pada kedua penyedia layanan dan pelanggan. BRM harus terus menunjukkan nilai hubungan tidak hanya melalui memenuhi tujuan yang dibahas di atas, tetapi juga dengan memastikan bahwa penyedia layanan memenuhi kewajibannya untuk kinerja pelayanan dan kualitas, mencapai tingkat tinggi kepuasan pelanggan dalam proses, antara lain dengan memberikan respon yang efektif terhadap pujian dan keluhan.


PRINSIP-PRINSIP UMUM

Dasar untuk BRM

Penyebaran BRM didasarkan pada argumen bahwa kedua penyedia layanan dan pelanggan akan mendapatkan manfaat dari hubungan yang berusaha untuk menyelaraskan kegiatan penyedia layanan dengan mengembangkan kebutuhan bisnis pelanggan dan meningkatkan pemahaman pelanggan persembahan penyedia layanan dan nilai mereka untuk bisnis pelanggan. Hal ini bertentangan dengan pandangan bahwa hubungan pemasok-pelanggan secara fundamental permusuhan di alam. BRM membutuhkan komitmen, sehingga kedua belah pihak harus menilai nilai BRM sebelum penggelaran sumber daya untuk itu. Masalah utama bagi pelanggan akan apakah hubungan bisnis cukup penting untuk membuat berharga. Hubungan antara pelanggan dan penyedia layanan komoditas di pasar yang kompetitif akan memiliki lebih sedikit panggilan untuk manajemen terstruktur dari mana layanan ini kompleks dan kepentingan strategis bagi pelanggan. penyedia layanan serupa akan ingin fokus pada pelanggan besar atau pelanggan yang memiliki kepentingan strategis bagi mereka.

Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan perhatian utama bagi BRM karena begitu untuk banyak proses SM lainnya. Namun, kepuasan pelanggan untuk BRM kurang tentang memberikan layanan kepada target yang disepakati untuk garansi dan utilitas dari sekitar memastikan bahwa pelanggan menerima layanan yang mendukung tujuan bisnisnya. Fokus untuk BRM akan di desain dan penyediaan layanan yang menambah nilai nyata bagi pelanggan dengan biaya yang wajar baik dalam hubungan dengan nilai jasa menyampaikan dan biaya layanan serupa dari pesaing.

Manajemen Hubungan Bisnis dan Manajemen Tingkat Layanan

Perbedaan fokus antara BRM dan proses lainnya diilustrasikan oleh perbedaan antara manajemen BRM dan layanan tingkat (SLM). Kedua proses prihatin dengan hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan dengan menjamin terbentuknya bahwa pelanggan senang dengan apa yang disampaikan. Fokus dari SLM Areon menempa perjanjian dengan pelanggan pada tingkat layanan yang akan dikirimkan untuk layanan tertentu dan, dengan memastikan tingkat layanan ini terpenuhi, pada pencapaian tingkat yang dapat diterima dari kepuasan pelanggan. Ini berarti memastikan bahwa semua proses SM, kontrak yang mendukung dan perjanjian tingkat operasional mendukung pencapaian SLA. BRM membangun hubungan dengan pelanggan yang berfokus pada isu-isu tingkat strategis dan lebih tinggi, berusaha untuk menyediakan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis pelanggan dan berada dalam kemampuan penyedia layanan untuk memberikan. Kepuasan pelanggan adalah ukuran utama keberhasilan BRM, tapi ini adalah kepuasan pelanggan dinyatakan dalam nilai jasa kepada pelanggan.

Portofolio Pelanggan

Agar efektif, BRM harus menjaga informasi yang up-to-date pada pelanggan. Perlu memahami siapa pelanggan benar-benar, khususnya dalam organisasi pelanggan yang lebih besar di mana pelanggan nyata dan pengambil keputusan mungkin tidak sama dengan pengguna layanan utama. Dalam rangka untuk memahami nilai layanan kepada organisasi pelanggan dan dampak perubahan layanan, penyedia layanan membutuhkan informasi yang solid pada pengguna layanan dan bagaimana bisnis pelanggan tergantung pada layanan yang mereka terima. penyedia kebutuhan informasi untuk menilai nilai pelanggan khusus untuk bisnis sendiri berdasarkan penggunaan dan pendapatan masa lalu dan diprediksi sungai. Hal ini akan mempengaruhi keputusan BRM pada sumber daya penyedia akan mendedikasikan untuk BRM untuk pelanggan tertentu. Pengetahuan tentang strategi dan rencana bisnis pelanggan memungkinkan BRM untuk memposisikan diri, dalam hal sumber daya dan kemampuan LNB, untuk menghadapi perubahan permintaan pelanggan. BRM harus mengumpulkan dan memelihara semua informasi ini dalam portofolio pelanggan, informasi dasar yang logis berisi informasi pelanggan yang cukup untuk memberikan BRM yang efektif.

Portofolio Perjanjian Pelanggan

Bagian dari informasi yang dibutuhkan pelanggan menyangkut perjanjian antara penyedia layanan dan pelanggan. Ini adalah sumber utama informasi yang dibutuhkan oleh BRM dan dapat dianggap logis sebagai komponen dari Portofolio pelanggan. Dalam prakteknya, bagaimanapun, yang terbaik adalah dikelola oleh manajemen tingkat layanan, yang membawa tanggung jawab untuk negosiasi dan menjaga SLA untuk memastikan bahwa semua kontrak pelanggan dan perjanjian lainnya yang dikelola secara terpusat dalam rangka untuk memastikan bahwa penyedia layanan tidak melakukan komitmen itu tidak dapat memenuhi . Untuk penyedia layanan internal perjanjian akan non-kontrak, sedangkan untuk penyedia layanan eksternal perjanjian akan kontrak. Tergantung pada sifat dan skala penyedia layanan, perjanjian mungkin perjanjian standar yang diterapkan untuk semua pelanggan atau perjanjian dinegosiasikan secara terpisah dengan masing-masing pelanggan.

KEGIATAN UTAMA

Kegiatan utama dari BRM:

memahami pelanggan dan tujuan bisnis dan bagaimana mewujudkan persyaratan layanan; 
membantu pelanggan merumuskan persyaratan untuk layanan baru dan mengembangkan kasus bisnis pelanggan untuk investasi di dalamnya; 
mengidentifikasi perubahan yang dapat mempengaruhi pelanggan menggunakan atau persyaratan untuk layanan; 
  • mengidentifikasi perkembangan teknologi dan hal-hal terkait yang dapat memberikan kesempatan bagi layanan yang lebih baik atau biaya yang lebih rendah bagi pelanggan; 
  • memastikan bahwa pengiriman dan penyelenggaraan jasa, termasuk, misalnya, transisi ke dalam operasi penuh, terus mengenali dan memenuhi kebutuhan bisnis pelanggan; 
  • mengukur tingkat kepuasan pelanggan dengan proses BRM dan kinerja penyedia layanan secara keseluruhan; 
  • berurusan dengan laporan layanan, keluhan, komentar dan umpan balik lain untuk menjamin penyediaan efektif dan perbaikan berkesinambungan dari layanan yang diberikan.


HUBUNGAN DENGAN PROSES MANAJEMEN LAYANAN LAINNYA

Pentingnya untuk BRM portofolio pelanggan dan portofolio perjanjian pelanggan dibahas sebelumnya dalam bab ini. Selain ini, BRM memanfaatkan berikut:

  • Portofolio layanan IT : ini digunakan oleh BRM untuk merekam informasi tentang kesempatan baru bagi pelanggan BRM, sebagai sumber informasi tion untuk membantu BRM mengevaluasi layanan baru atau diubah dan untuk melacak kemajuan dan status perkembangan layanan bagi pelanggan. 
  • Portofolio Proyek: ini memberikan informasi lebih detail tentang status proyek direncanakan atau sedang berlangsung sehubungan dengan layanan baru atau diubah untuk pelanggan. 
  • Portofolio Aplikasi: ini memberikan informasi tentang ada applications IT, fungsi yang mereka berikan, orang-orang yang mengembangkan mereka dan orang-orang yang mendukung dan mengelolanya. Layanan Manajemen Portofolio

BRM akan bekerja sama dengan manajemen portofolio layanan, menggunakan informasi yang diadakan di portofolio layanan untuk mengidentifikasi cara terbaik untuk memanfaatkan penawaran layanan yang ada atau memanfaatkan perkembangan di dalam pipa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Di mana portofolio layanan yang ada secara tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, maka akan diperlukan untuk mengembangkan penawaran layanan baru. BRM akan bekerja dengan pelanggan untuk mengartikulasikan kebutuhan strategis dan hasil yang diinginkan, menentukan pola aktivitas bisnis, mengidentifikasi stakeholder, mengembangkan kasus bisnis dan memastikan bahwa dana yang memadai tersedia. Ini akan bekerja dengan manajemen portofolio layanan internal untuk menentukan apakah penyedia layanan memiliki sumber daya dan kemampuan untuk menyampaikan.

Ketersediaan, Kapasitas, Manajemen Tingkat Pelayanan dan Kesinambungan Layanan IT

BRM perlu bekerja sama dengan tim desain layanan untuk memastikan bahwa layanan yang dirancang terus memberikan utilitas didefinisikan dan garansi, bekerja sama dengan tim proyek untuk memperjelas atau memperluas persyaratan dan menyelesaikan konflik. Selama tahap ini BRM akan bekerja dengan ketersediaan dan kapasitas manajemen untuk membantu mereka memahami apa yang pelanggan membutuhkan dan mengapa, terus bekerja dengan pelanggan untuk mengembangkan dan memperbaiki pola aktivitas bisnis dan untuk mengartikulasikan dan menyetujui persyaratan untuk pemulihan bencana / kelangsungan bisnis. Bekerja bersama manajemen tingkat layanan, BRM juga akan berperan dalam pengembangan perjanjian tingkat layanan dan mendapatkan komitmen dari pelanggan untuk proses SLM. BRM memiliki peran penting untuk bermain dalam memastikan persyaratan pelanggan untuk kelangsungan bisnis yang benar dipahami dan dimasukkan ke dalam IT Service Continuity Management.
Manajemen perubahan, perencanaan transisi dan dukungan, manajemen pengetahuan, dan melepaskan dan manajemen penyebaran

BRM akan memastikan bahwa permintaan perubahan disampaikan atas nama pelanggan dan bahwa kepentingan pelanggan sepenuhnya terwakili dalam proses manajemen perubahan. BRM juga akan terlibat dalam memastikan pelanggan di negara yang cukup kesiapan untuk menerima layanan baru, tidak hanya dalam hal menyetujui dan mengvalidasi rencana tes penerimaan pengguna dan kriteria dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tes, tetapi juga di hal membuat perubahan yang diperlukan untuk proses dan prosedur melalui manajemen perubahan bisnis. Ini akan terlibat dengan pelanggan dalam mengembangkan rencana pelatihan dan pendidikan, dan termasuk pelanggan dalam pengembangan rencana pengelolaan pengetahuan. BRM juga akan bekerja dengan pelanggan dalam kaitannya untuk melepaskan dan manajemen penyebaran untuk memastikan bahwa pelanggan memahami rilis dan penyebaran rencana, dampaknya terhadap operasi-operasi dan risiko yang terkait. BRM akan perlu mengkonfirmasi bahwa ada cukup 'ditayangkan' dan dukungan awal kehidupan di tempat, pelatihan yang telah cukup dan cocok untuk tujuan dan bahwa pelanggan memiliki informasi lengkap tentang kesalahan dikenal dan memahami berdiri bagaimana ini dapat mempengaruhi pengoperasian layanan baru.

Peningkatan Pelayanan Terus-Menerus

pengukuran kepuasan pelanggan merupakan kegiatan utama untuk BRM seluruh siklus hidup. Pelanggan pengukuran kepuasan, manajemen tingkat layanan dan proses perbaikan tujuh langkah semua akan mengidentifikasi peluang untuk layanan baikan ment, seperti yang akan pertemuan antara pelanggan dan BRM untuk meninjau laporan layanan. Diskusi pada tingkat strategis yang lebih akan mengidentifikasi daerah-daerah di mana layanan perlu dimodifikasi, diganti atau dihentikan dalam menanggapi driver perubahan eksternal, seperti undang-undang baru dan peraturan, mengembangkan kompetisi atau berbagai kondisi ekonomi.

Manajemen keuangan untuk layanan TI

BRM membantu manajemen keuangan untuk layanan TI untuk memahami bagaimana pelanggan menilai nilai yang mereka dapatkan dari layanan TI dan apa yang mereka siap untuk membayar untuk mereka. BRM membantu pelanggan memahami kebijakan penyedia layanan TI keuangan, biaya, risiko dan isu-isu lainnya, dan menjelaskan bagaimana biaya penyedia layanan diterjemahkan ke dalam biaya pelanggan. Kritis, BRM dapat membantu pelanggan memahami implikasi keuangan dari keputusan perencanaan jangka panjang.

Metrik

Kinerja BRM diukur dalam kaitannya dengan kegiatan utama dan indikator kinerja utama mencerminkan ini:

  • Dokumentasi tujuan bisnis pelanggan dan hasil bisnis yang diinginkan setuju dengan pelanggan dan cocok untuk masukan ke dalam portofolio layanan. 
  • Selesai dan menandatangani-off persyaratan untuk layanan baru dan kasus bisnis pelanggan untuk penggunaannya. 
  • Didokumentasikan bukti identifikasi perubahan yang mungkin berdampak pada layanan ered telah dijalankan dan respon penyedia layanan untuk mereka. 
  • Peluang untuk mengeksploitasi perkembangan teknologi baru dan inovasi lainnya diidentifikasi, dinilai bekerja sama dengan pelanggan, didokumentasikan dan dicatat dalam portofolio layanan. 
  • Dokumentasi bukti bahwa disampaikan layanan secara efektif dan efisien memenuhi kebutuhan pelanggan. 
  • penilaian Regular kepuasan pelanggan menunjukkan tingkat tinggi duduk- isfaction, misalnya, melalui bisnis yang berulang dan rekomendasi positif kepada pelanggan potensial lainnya. 
  • bukti terdokumentasi bahwa peningkatan pelayanan yang terus-menerus dicapai dalam menanggapi dan melalui analisis laporan layanan, keluhan, komentar dan umpan balik lainnya. 
PERAN

Peran dalam BRM, yang mungkin atau mungkin tidak ditugaskan untuk satu orang, adalah pemilik proses hubungan bisnis dan manajer proses hubungan bisnis. Yang pertama adalah bertanggung jawab untuk kinerja yang tepat dari proses BRM dalam kaitannya dengan tujuan dan kebijakan yang disepakati dan standar untuk kegiatan operasi nya. Kedua dari dua peran ini prihatin dengan manajemen operasional proses BRM. Apakah sesuai untuk dua peran ini harus digabungkan dalam satu orang tergantung pada skala organisasi dan struktur dalam kaitannya dengan proses SM lainnya. organisasi penyedia layanan yang lebih besar mungkin memiliki beberapa manajer hubungan bisnis, mungkin digambarkan sebagai manajer account, yang akan melaporkan kepada manajer proses BRM dan memiliki tanggung jawab untuk pelanggan utama tunggal atau untuk kelompok pelanggan.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_teknologi_bisnis
Book of ITServiceManagement
https://images.google.com/

Selasa, 19 April 2016

Service Management

Tugas SOFTSKILL - Service Management

    Untuk memahami apa itu Manajemen Layanan, dan mengapa sangat penting untuk perusahaan, kita perlu memahami apa itu layanan, dan bagaimana manajemen layanan dapat membantu penyedia layanan untuk memberikan dan mengelola layanan ini.
ITIL mendefinisikan layanan sebagai berikut:


Service (Pelayanan)
    Maksud dari Service adalah sarana penyampaian nilai kepada pelanggan dengan memfasilitasi yang dinginkan pelanggan tanpa biaya dan risiko spesifik.
Nilai layanan kepada pelanggan secara langsung tergantung pada seberapa baik layanan memfasilitasi pelanggan tersebut. Di masa lampau, penyedia layanan sering berfokus pada teknis (sisi penawaran) pandangan apa yang merupakan layanan, bukan pada sisi konsumsi.
Manajemen Pelayanan dapat menyediakan pelayanan sebagai berikut:

  1. Memahami layanan yang mereka sediakan baik dari konsumen dan perspektif penyedia
  2. Memastikan bahwa layanan berjalan dengan baik agar pelanggan mendapatkan yang diinginkan
  3. Memahami service yang diberikan untuk pelanggan karena kepuasan pelanggan adalah yang utama
  4. Memahami dan mengelola semua biaya dan risiko yang berkaitan dengan pemberian layanan tersebut.





MANAJEMEN PELAYANAN


    Manajemen service adalah seperangkat kemampuan organisasi khusus untuk memberikan nilai kepada pelanggan dalam bentuk jasa.
manajemen service memungkinkan penyedia layanan untuk:

• memahami jasa yang mereka sediakan baik dari perspektif konsumen dan penyedia;
• memastikan bahwa layanan ini benar-benar memfasilitasi hasil yang diinginkan ;
• memahami nilai dari layanan kepada pelanggan mereka dan karenanya kepentingan relatif mereka;
• memahami dan mengelola semua biaya dan risiko yang berkaitan dengan pemberian jasa tersebut.

    Ini 'khusus kemampuan organisasi' meliputi proses, kegiatan, fungsi dan peran yang menggunakan penyedia jasa dalam memberikan jasa kepada cus¬tomers mereka, serta kemampuan untuk membangun struktur organisasi yang cocok, mengelola pengetahuan, dan memahami bagaimana memfasilitasi hasil yang menciptakan nilai.

'PRAKTEK TERBAIK' VERSUS 'PRAKTEK BAIK'

    Perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan dinamis perlu meningkatkan kinerja mereka dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Mengadopsi praktik digunakan industri-lebar dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan. 'Praktek terbaik' istilah umumnya mengacu pada 'cara terbaik untuk melakukan sesuatu'. Sebagai sebuah konsep, pertama kali diangkat sejak tahun 1919, tapi itu dipopulerkan pada 1980-an lewat buku Tom Peters 'pada manajemen bisnis.

   Ide di balik praktik terbaik adalah bahwa seseorang menciptakan spesifikasi untuk apa yang diterima oleh masyarakat luas sebagai pendekatan yang terbaik untuk setiap situa¬tion diberikan. Kemudian, seseorang dapat membandingkan kinerja pekerjaan yang sebenarnya terhadap praktik-praktik terbaik dan menentukan apakah prestasi kerja kurang dalam kualitas entah bagaimana. Atau, spesifikasi untuk praktik terbaik mungkin perlu memperbarui untuk menyertakan les¬sons belajar dari prestasi kerja yang dinilai.

Usaha tidak harus mencoba untuk 'menerapkan' praktik terbaik tertentu, tetapi mengadaptasi dan mengadopsi itu untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Dalam melakukan hal ini, mereka juga dapat memanfaatkan sumber-sumber lain dari praktik yang baik, seperti standar umum dan kerangka kerja, atau pengetahuan milik individu dan perusahaan lain seperti digambarkan pada Gambar 1.1.


Sumber-sumber ini memiliki karakteristik yang berbeda:
• kerangka umum dan standar yang telah divalidasi di lingkungan yang beragam.
• Pengetahuan tentang mereka didistribusikan secara luas di kalangan profesional industri.
• Pelatihan dan sertifikasi program yang tersedia untuk umum.
• Akuisisi pengetahuan melalui pasar tenaga kerja lebih mudah dicapai.


ITSM


    ITSM (Information Technology Service Management, Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.


    ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses (seperti TQM, Six Sigma, Business Process Management, dan CMMI). Disiplin ini tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan TI dan interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi.


    ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang disebut operations architecture, arsitektur operasi) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya. Banyak pula perusahaan non-teknologi, seperti pada industri keuangan, ritel, dan pariwisata, yang memiliki sistem TI yang berperan penting, walaupun tidak terpapar langsung kepada konsumennya.
Sesuai dengan fungsi ini, ITSM sering dianggap sebagai analogi disiplin ERP pada TI, walaupun sejarahnya yang berakar pada operasi TI dapat membatasi penerapannya pada aktivitas utama TI lainnya seperti manajemen portfolio TI dan rekayasa perangkat lunak.

ITIL CORE

Service Strategy 
    Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.



Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:

1. Service Portfolio Management
2. Financial Management
3. Demand Management


Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.


Service Design Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.

Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:

1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management

Service Transition Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:

1. Transition Planning and Support
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management

Service Operation Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.


Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:

1. Event Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management

Continual Service Improvement Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle



MATERIAL PELENGKAP

bahan pelengkap dapat berupa buku-buku atau bahan berbasis web dan dapat bersumber dari industri yang lebih luas, bukan dari Kabinet Kantor / Kantor Stationery (TSO).
Contoh bahan seperti daftar istilah, model proses, proses template, deskripsi peran, studi kasus, ikhtisar sasaran dan alat bantu belajar untuk melewati exam¬inations.


MATERIAL ISTIMEWA


Terlepas dari ISO / IEC 20000 standar, ITIL juga melengkapi banyak standar lainnya, kerangka dan pendekatan. Tujuannya untuk pengembangan wawasan dan bimibingan untuk perusahaan, banyak pendekatan komplementer seperti :


Balanced scorecard: Sebuah alat manajemen yang dikembangkan oleh Dr Robert Kaplan dan Dr David Norton. Balanced scorecard memungkinkan strategi untuk dipecah menjadi indikator kinerja utama (KPI). Kinerja terhadap KPI digunakan untuk menunjukkan seberapa baik strategi yang sedang dicapai. Sebuah balanced scorecard memiliki empat bidang utama, yang masing-masing dianggap pada berbagai tingkat detail seluruh organisasi.


COBIT: Control OBjectives untuk Teknologi Informasi dan terkait memberikan bimbingan dan praktik terbaik untuk pengelolaan proses TI. COBIT diterbitkan oleh Institut IT Governance.



CMMI-SVC: Capability Maturity Model Integrasi adalah proses perbaikan Pendekatan yang memberikan organisasi unsur-unsur penting untuk perbaikan proses yang efektif. CMMI-SVC adalah varian yang ditujukan untuk pendirian layanan, manajemen, dan pengiriman.


EFQM: The European Foundation for Quality Management merupakan framework untuk sistem manajemen organisasi.


eSCM-SP: eSourcing Model Kemampuan untuk Penyedia Layanan kerangka kerja untuk membantu penyedia layanan TI mengembangkan kemampuan manajemen layanan TI mereka dari perspektif layanan sumber. 


ISO 9000: Sebuah generik standar manajemen mutu, dengan yang ISO / IEC 20000 sejajar.


ISO / IEC 19770: Standar Software Asset Management, yang selaras dengan ISO / IEC 20000.


ISO / IEC 27001: ISO Spesifikasi Manajemen Keamanan Informasi. Itu kode yang sesuai praktek adalah ISO / IEC 17799.


Bersandar: praktek produksi berpusat di sekitar menciptakan nilai lebih banyak dengan sedikit kerja.


PRINCE2: Standar Metodologi pemerintah Inggris untuk proyek pengelolaan.


SOX: kerangka Sarbanes-Oxley untuk tata kelola perusahaan.


Six Sigma: strategi manajemen bisnis, awalnya dilaksanakan oleh Motorola, yang saat ini menikmati aplikasi luas di berbagai sektor industri.


Masing-masing memberikan kontribusi sesuatu yang berbeda, seperti dapat menduga dari singkat deskripsi, apakah itu sebagai undang-undang untuk mematuhi, sebagai standar untuk bercita-cita atau sebagai metode untuk mengukur keberhasilan. Usaha global telah dikembangkan Total solusi perusahaan merangkul banyak permutasi dari pendekatan ini.


THE ITIL SERVICE MANAGEMENT MODEL


Semua layanan harus didorong semata-mata oleh kebutuhan bisnis dan dinilai dengan nilai yang mereka berikan kepada organisasi. Oleh karena itu Pengambilan Keputusan terletak pada bisnis. Dalam konteks ini, layanan juga harus mencerminkan strategi didefinisikan dan kebijakan dari organisasi penyedia layanan, yang sangat signifikan bagi penyedia eksternal.


Figure 1.3 menggambarkan bagaimana siklus layanan dimulai dari perubahan persyaratan di tingkat bisnis. Persyaratan baru atau berubah adalah diidentifikasi dan disepakati pada tahap strategi pelayanan dan didokumentasikan. Masing-masing 'Paket' akan memiliki set didefinisikan terkait hasil bisnis.







peningkatan pelayanan terus-menerus mengidentifikasi peluang untuk perbaikan (yang mungkin timbul di mana saja dalam salah satu tahap siklus hidup) berdasarkan pengukuran dan pelaporan efisiensi, efektivitas, efektivitas biaya dan kepatuhan layanan sendiri, teknologi yang digunakan dan proses manajemen layanan yang digunakan untuk mengelola komponen ini. Meskipun pengukuran yang diambil selama tahap operasi, perbaikan dapat diidentifikasi untuk setiap fase dari siklus hidup.

KONSEP UTAMA

NILAI
Nilai diciptakan melalui penyediaan layanan yang tepat di bawah kondisi yang tepat.
TI telah sering dikenal semua tentang biaya komponen, tetapi tidak biaya penyediaan layanan yang bisnis memahami, dan bisnis telah mampu membuat keputusan berdasarkan nilai-tentang nilai solusi tersebut. Nilai diciptakan melalui dua komponen:

UTILITY
Fungsionalitas yang ditawarkan oleh produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Utilitas sering diringkas sebagai 'apa yang dilakukannya'.

JAMINAN
Sebuah janji atau jaminan bahwa produk atau layanan akan memenuhi kebutuhan disepakati.
Figure 1.4 menunjukkan bahwa nilai hanya dibuat ketika kedua utilitas dan garansi puas.


ASET SERVICE
penyedia layanan menciptakan nilai melalui menggunakan aset mereka dalam bentuk sumber daya dan kemampuan.

RESOURCES (SUMBER)
Sebuah istilah umum yang mencakup infrastruktur, orang, uang atau apa pun yang mungkin bisa membantu untuk memberikan layanan IT IT. Sumber daya dianggap aset organisasi.

KEMAMPUAN
Kemampuan organisasi, orang, proses, aplikasi, item konfigurasi atau layanan TI untuk melaksanakan suatu kegiatan. Kemampuan merupakan aset tidak berwujud dari sebuah organisasi.
figure 1.5 menunjukkan bagaimana penyedia layanan TI menggunakan aset layanan dalam bentuk sumber daya dan kemampuan untuk membuat setiap layanan yang diberikannya.



Perbedaan utama antara aset sumber daya dan aset kemampuan adalah bahwa, biasanya, sumber daya dapat dibeli di pasar sementara kemampuan khas hanya dapat dikembangkan dari waktu ke waktu.

MODEL SERVICE
Sebuah model layanan menjelaskan bagaimana penyedia layanan menciptakan nilai untuk portofolio tertentu kontrak pelanggan dengan menghubungkan permintaan untuk layanan dari aset pelanggan dengan aset layanan penyedia layanan. Ini menggambarkan baik struktur dan dinamika layanan:

• Struktur: Aset jasa tertentu yang diperlukan untuk memberikan layanan dan pola di mana mereka dikonfigurasi.
• Dinamika: Kegiatan, aliran sumber daya, koordinasi, dan interaksi antara aset pelanggan dan penyedia jasa (interaksi misalnya antara pengguna jasa dan agen jasa). Jasa dinamika termasuk pola activ¬ity bisnis (PBAs), pola permintaan, pengecualian dan variasi.

Sebuah model jasa dapat mencakup:
• peta proses;
• diagram alur kerja;
• model antrian;
• pola aktivitas.

Fungsi, proses dan peran

FUNGSI

Sebuah tim atau kelompok orang dan alat yang mereka gunakan untuk melakukan satu atau lebih proses atau kegiatan (misalnya meja layanan atau IT operasi).
Dalam konteks ini fungsi adalah bagian struktural dari suatu organisasi (misalnya divisi atau unit bisnis) dibentuk untuk melakukan hal-hal tertentu. Misalnya, meja jasa adalah fungsi yang dibuat untuk melakukan kegiatan yang ditetapkan dan menghasilkan hasil yang ditentukan.

PROSES
Sebuah proses adalah seperangkat terstruktur kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah proses membutuhkan waktu satu atau lebih input didefinisikan dan mengubahnya menjadi output didefinisikan. Sebuah proses mungkin termasuk salah satu peran, tanggung jawab, alat dan kontrol manajemen yang dibutuhkan untuk andal memberikan output. Sebuah proses dapat menentukan kebijakan, standar, pedoman, activi¬ties dan instruksi kerja jika mereka dibutuhkan.
Sebuah proses terdiri dari serangkaian kegiatan yang terkoordinasi menggunakan sumber daya dan kemampuan untuk menghasilkan suatu hasil, yang, langsung atau tidak langsung, menciptakan nilai bagi pelanggan eksternal atau stakeholder.
Setiap proses terdiri dari sejumlah elemen, seperti yang ditunjukkan pada figure 1.6





Sebuah pro¬cess mengambil input dan mengubahnya, menggunakan enabler yang tepat, untuk menghasilkan output yang dibutuhkan dalam sistem loop tertutup yang memungkinkan untuk umpan balik.

PERAN

Satu set tanggung jawab, kegiatan, dan kewenangan yang diberikan kepada seseorang atau tim. Peran didefinisikan dalam proses atau fungsi. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, harus ada satu peran yang bertanggung jawab untuk setiap tugas atau proses tertentu. ITIL pendukung bahwa empat peran generik harus didefinisikan:
Pemilik Proses - bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kegiatan dalam proses yang dilakukan dengan tanggung jawab untuk:
• menentukan strategi proses;
• membantu dengan desain proses;
• memastikan bahwa proses dokumentasi tersedia dan saat ini, dan bahwa semua staf dilatih dengan benar;
• kebijakan dan standar mendefinisikan harus diikuti;
• mendefinisikan KPI dan audit untuk memastikan bahwa proses sedang diikuti dengan benar dan efektif dan efisien;
• meninjau perangkat tambahan yang diusulkan dan memberikan masukan untuk rencana layanan improve¬ment.
Proses Manager - bertanggung jawab untuk manajemen operasional dari proses dengan tanggung jawab untuk:
• memastikan pelaksanaan keberhasilan kegiatan proses;
• pengelolaan praktisi proses mendapatkan peran proses;
• kebutuhan sumber daya proses pengelolaan;
• pemantauan dan pelaporan kinerja proses;
• mengidentifikasi dan mempromosikan peluang perbaikan proses dan memasuki ini dalam CSI daftar.

Proses Praktisi - bertanggung jawab untuk melaksanakan satu atau kegiatan proses lebih termasuk:
• bekerja dengan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan kontribusi mereka sendiri yang efektif;
• memvalidasi dan memastikan integritas proses input, output dan antarmuka untuk proses mereka (es);
• proses penyimpanan terkait aktivitas catatan dan tindakan.
Pemilik Jasa - bertanggung jawab kepada pelanggan untuk jasa tertentu dengan respon¬sibility untuk:
• bertindak sebagai kontak pelanggan utama untuk semua pertanyaan yang terkait jasa dan isu-isu, dan sebagai titik eskalasi untuk insiden besar;
• mewakili jasa di papan perubahan penasehat (CAB) dan pertemuan pelanggan;
• berpartisipasi dalam negosiasi SLA dan Olas, dan memastikan layanan ini cor¬rectly didefinisikan dalam katalog jasa;
• memastikan bahwa layanan ini disampaikan sebagai disepakati (yaitu tingkat jasa terpenuhi);
• mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan layanan yang disediakan;
• memastikan bahwa pemantauan layanan yang efektif diimplementasikan
Keterkaitan antara fungsi, proses dan peran
Figure 1.7 menggambarkan keterkaitan khas antara tiga entitas. Proses dapat span satu atau lebih fungsi dan membutuhkan kegiatan yang akan dilakukan oleh satu atau lebih peran dalam fungsi apapun. Bahkan, biasanya lebih kompleks dari ini, karena masing-masing peran mungkin memiliki tipe yang berbeda dari keterlibatan dalam setiap proses individu.




Otoritas Matrix
Matriks otoritas sering digunakan dalam organisasi untuk menunjukkan peran tertentu dan tanggung jawab dalam kaitannya dengan proses dan kegiatan.
Model RACI adalah contoh dari matriks otoritas. Hal ini digunakan untuk memetakan kegiatan proses untuk peran yang terlibat dalam pelaksanaannya. Akronim RACI berasal dari cara yang berbeda peran dapat terlibat dalam proses.
Bertanggung jawab mengeksekusi proses atau kegiatan (melakukan pekerjaan)
Akuntabel memiliki kepemilikan kualitas dan hasil akhirnya (pemilik utama)
Berkonsultasi memberikan masukan pengetahuan dan informasi (memberikan bantuan)
Diberitahu menerima informasi tentang eksekusi (perlu tahu)
Dalam model RACI, setiap kegiatan harus memiliki peran yang diidentifikasi sebagai akuntabel dan bertanggung jawab, sedangkan berkonsultasi dan informasi adalah opsional. Harus ada tepat satu peran jawab untuk setiap kegiatan.

Proses dan Fungsi ITIL
proses ITIL manajemen layanan dan fungsi dalam rangka alphabeti¬cal, mengidentifikasi publikasi di mana mereka terutama didefinisikan, di mana ekspansi yang signifikan disediakan.





Sumber : Google.image
Book of ITserviceManagement
https://id.wikipedia.org/wiki/ITIL